cijohoterbaik

Minggu, 09 November 2008

Pemilihan, Skolah dan Ranjau



“Babeeeee!!!!!!!!” panggil Naruto dari kamarnya. “Apa sih??!!!!” bales Minato, dari kamar mandi tentunya. “Kaus kaki Naru Babe taro dimana???” tanya Naruto “Naruto!!! Kaus kaki di depan mata juga!!!” omel Kushina, Naruto melongo. “Masa iya sih, Mah?” Naruto perlahan-lahan deketin apa yang didepannya. Bener, kaus kakinya dia. “Naruto, mata kamu kenapa sih?” tanya Kushina. “Nggak tau,” masang kaus kaki,”Dah, Mama dah Papa, Naru brangkat dulu yah!!” salim ama Kushina, trus kabur. Selama perjalanan menuju sekolah, walopun sempet nabrak tukang koran, tukang sayur, ampe nenek-nenek. “Deuh, mata gue knapa ya?” tanya Naruto, mijit-mijit matanya, mengernyit, berusaha melihat lebih jelas apa yang di depannya, -eng ing eng!!! Fakta fakta!!! saya pernah mengalaminya, tapi ga ampe nabrak tukang sayur!! Eheheheheu…!- Depannya agak kabur. Karena kecapean kalo jalan, daripada nabrak –sbenernya, jarak rumah Naruto ke sekolah ga cukup jauh sih, jalan juga nyampe- Naruto akhirnya nyetopin angkot, tau dah, bener tuh angkot yang dinaikin. Beberapa menit kemudian, “Kok blum keliatan yah skolahannya?” batin Naruto bertanya-tanya. Seketika angkot berhenti, “YAK!! KALIMALANG KALIMALANG!!!” panggil si supir angkot ke pada penumpang yang di luar. “Buset, Kalimalang?” Naruto panik, dia salah naek angkot. “Udah jauh banget ama skulahan gue di Rawamangun??!!!” clingak-clinguk kanan kiri, panik, 15 menit lagi mau masuk,”Kiri depan bang!!!!” Stelah turun dari angkot, Naruto kebingungan,”Aduuuuhhhh!!!!! Mata gue knapa sih?!!!” dia ngucek-ngucek matanya, gak normal-normal juga penglihatannya, daripada telat, dia naik angkot, kali ini bener-bener ditanyain supir angkotnya mau kemana arah angkot melaju. ---------------------------------------------------------- Di skulahan, “Jam sgini Naruto blom dateng, dia sakit yah??!!” tanya Kiba ke Neji, yang rumahnya sebelahan ama Naruto, -knapa ngga berangkat bareng?- “Nggak tau ah, gue kan brangkatnya agak pagian, piket…” Neji ngerapiin meja-meja di kelas. Kiba mendengus, dia mau nagihin komik-komiknya yang dipinjem Naruto. TENG TENG TENG TENG!!!! Bel masuk –bukannya lonceng?- bunyi, Naruto nggak masuk, Kiba makin kesel, semua murid udah pada masuk dan duduk rapi, nggak rapi-rapi amat, yang penting smua udah duduk, sembari nungguin gurunya dateng, mereka ngobrol-ngobrol dulu. Naruto langsung lompat dari angkot, udah masuk!! Lewat 5 menit lagi, lagian jadwal jaga hari ini ntu Satpam galak, Pak Bejo. Dengan kecepatan tinggi, layaknya pesawat jet yang meluncur, Naruto lari-larian ga karuan, sempat ngelewatin sekolahnya sejauh 10 meter, terpaksa lari balik. Pak Bejo mau nutup pager skolahan, “PAAAAKKKK!!!!” Naruto dengan langkah slowmotion, berlari-lari ke arah gerbang, Pak Bejo melongo, masih dengan gerakan slowmotion, Naruto nyamperin Pak Bejo. Tap! “Makasih udah di bukain gerbang Pak!!” sambut Naruto tersenyum cerah. “Dek, mau ke skolahan yah?” tanya satpam yang dikira Pak Bejo ama Naruto. “Ya pak, kan ini skolah Pak?” tanya Naruto, heran. “Salah de, skolahannya samping.” Satpam itu terkekeh. Naruto salah tingkah, keluar dia dari rumah gede ntu. “PAK BEJOOOOOOO!!!!!!!!” Naruto berlari dengan kecepatan tinggi –lagi- Sayang skaliii, gerbang udah ditutup, Naruto tak bisa berbuat apa-apa. Dengan terpaksa, dia manjat pager skolahan. 15 menit kemudian, “Sukses!!!” Naruto langsung lari ke kelasnya, jam pertama, Kakashi, halah, paling sama telatnya ama dia, atau lebih duluan dia ketimbang Kakashi? Nyampe kelas, masuk, CKIIITTTT!!!!! Naruto nge-rem, ada gurunya, Sekelas langsung cengo, Naruto keringat dingin, “Naruto-niichan, ngapain ke sini?” tanya Konohamaru, -lha? Ada Konohamaru?- “Lah, lu ngapain ke kelas gue?! Duduk lagi!!” Naruto balik nanya. “Ini kelas 7, mau ngapain kamu?” tanya Pak Sodikin, guru Matematika. Ups!! Naruto langsung kabur dari sana, inget, pertama salah naek angkot, kedua salah masuk, bukannya ke skolahan malah ke rumah gede, ketiga, salah masuk kelas, bener-bener, aneh!!! Ini berarti, dia harus ke … UKS!!! Priksa mata!!! Mata gue nggak beres!! –sama ngga beresnya kayak lo- Naruto : Author bangsaaaat!!! –jeduaks!!- Author : Gyaaa!!! Lain kali lo ga bakal gue pakeee!!!! –swingg!!!- Dengan lari-larian kecepatan tinggi bagaikan seorang pelari nasional, sempat ke peleset gara-gara cleaning service skulahan, Pak Darto, lagi ngepel. Akhirnya nyampe di UKS, “Permisiii!!!!!” sapa Naruto, di sana ada Shizune, “Ada apa?” tanya Shizune, Naruto ngos-ngosan. “Mau… priksa… mata… Bu!!!” pinta Naruto terputus-putus. “Priksa mata?” tanya Shizune, nggak percaya. “Iya!! Akhir-akhir ini saya sering salah ngeliat, salah masuk kelaslah, dan sbagenya!!” curhat Naruto, Shizune mengangguk-angguk. “Duduk dulu di kursi sana, Ibu ambil peralatannya dulu.” Shizune keluar sebentar, Naruto tengok kanan, tengok kiri, bau obat, yaiyalaaahh, namanya juga UKS. Beberapa menit kemudian, Shizune kembali dengan koper gede. “Coba pake ini,” Shizune ngasih kacamata superberat –yang lensanya bisa diganti-ganti itu loh!!- ke Naruto, sambil nunjukin huruf-huruf yang didepannya, Naruto mesti ngejawab ntu huruf apaan. ------------------------------------------------- “Pagi anak-anak!!!” sapa Kakashi ramah, menuju ke meja guru. “Pagiiiiiiii!!!!!” jawab murid-muridnya kompak. “Maaf ya, saya agak telat, ta…” “Percaya pak!! PERCAYA SAYAH!!!!” potong Sai. Murid lain mengiyakan. “O… oohh, gitu yah? Baiklah, kalo kalian masih percaya ama Bapak, Bapak bangga punya murid seperti kali….” “WUUIIIHH!!! PERCAYA BANGEET PAAAKKK!!!” kali ini giliran Sakura yang motong. “Kalian murid-murid ba…” “Paaakk!! Saya PERCAYAAAA!!!!!” gilirannya Kiba. “Ba…” “KAMI PERCAYA PAAAKKK!!!!!” satu kelas ngomong. “WOI!!!” BRAAKK!! Kakashi menggebrak meja, “Buset dah!! Lu jadi murid pada songong-songong banget ama atasan!!!” “Atasan?? Kita-kita aja nggak bapak gaji!!” kata Ino. “Siapa dulu gurunya…” gumam Kiba. Kakashi melirik Kiba curiga, dan berbahaya tentunya, “Ngomong apa kamu barusan?” tanya Kakashi penuh murka. “Nggak, tadi ada ayam kempes Bapak yang gencet.” Sahut Kiba asal. “Mana?” Kakashi pura-pura tertarik. “Sono …” Kiba nunjuk Sasuke, dengan tanpa ampun Sasuke ngelempar golok ke Kiba, tapi sukses ditangkap ma Kakashi, “Set dah, anak jaman skarang udah punya nyali bawa senjata ke skulah,” batin Kakashi kagum.” “Udah-udah, sekarang absen!! Nggak di potong-potong, ing….” “YA PAAAKKK!!!!” potong seisi kelas –lagi- Kakashi nyerah, dia kalah suara, “Aburame!!!” Shino ngangkat tangan… ----------------------------------------------------------------------------------- “Nah, Naruto.” Shizune nyuruh Naruto duduk. “Mata kamu minus, jadi mulai sekarang kamu mesti pake kacamata kalo nggak mau salah lagi.” Nasehat Shizune, Naruto membelalak. “KACAMATA BUU??!!!!” pekik Naruto, Shizune mengangguk kalem. Akh!! Pasti ribet, Naruto jadi inget bokapnya yang pake kacamata, ribet banget ngeliat bokapnya lap-lap lensa, apalagi dia, orang yang ga mau ribet. “Min saya brapa Bu?” tanya Naruto kemudian. “Yah, lumayan parah, mata kiri min 4, mata kanan min 4,5…” jawab Shizune –minusnya sama kayak saya yah?- “Buset dah…” keluh Naruto. Separah itu knapa nyadarnya baru skarang? “Untuk sementara, kamu pake kacamata milik sekolah dulu, nih.” Naruto ngambil kacamata tersebut dengan enggan luar biasa. Maka, dipake ntu kacamata. ------------------------------------------------------------- “Uzumaki mana Uzumaki?” tanya Kakashi, setelah absen buat Naruto dapet giliran. “Nggak tau Pak…” sahut murid lain. “Neji, kamu kan tetanggaan ama ntu bocah, kmana dia?” tanya Kakashi, Neji menggeleng, “Nggak tau Pak, saya piket jadi brangkatnya agak pagian.” TOK TOK TOK. “Masuk.” Sahut Kakashi. “Maaf Pak, saya baru balik dari UKS.” Kata seseorang. “Hah?” Kakashi melongo. “Lu sapa?” tanya dia ke Naruto –versi kacamata- “Lha? Saya Naruto pak.” Jawab Naruto terheran-heran, masa nggak tau gue sih? “Oh, ya udah, gih sana, duduk, mumpung mau mulai.” Sepanjang perjalanan menuju bangkunya, Naruto diliatin, ada yang berbisik-bisik, ada yang melengos, ada bergumam, ada yang menguap, ada yang membunuh, ada yang mengadakan ritual, dan de es be. Naruto jadi salah tingkah, dia cuma bisa cengar cengir, “Emang gue rada beda apa kalo pake kacamata?” batinnya. “Nah, anak-anak, buka buku kalian halaman 56…” perintah Kakashi. “Mang skarang plajarannya apaan Pak?” tanya Sai. “Lo nggak inget gue guru mata plajaran apaan?” tanya Kakashi galak. “IPS,” jawab Sai. Kakashi menghela nafas. “Ya udah!! Buka buku IPS hal. 56!!! Gimana sih?!!!” omel Kakashi. “Ya maap pak, namanya juga manusia, sering berbuat khilaf Pak…” ujar Sai sambil membuka buku IPSnya. “Halah!! Khilaf masa tiap hari?!!” cemooh Kakashi. “Yee… emang Bapak nggak pernah bikin khilaf, tiap hari malah Bapak bikin khilaf,” ujar Sai lagi. “Udah!! Bawel amat lu jadi anak!! Contoh tu Kakak lo!!” gerutu Kakashi. Keadaan kelas langsung kembali seperti semula. “Nah, hari ini kita akan mempelajari Perang Dunia ke 2, kalian tau apa penyebab perang dunia, anak-anak?” tanya Kakashi ke semua murid. “Yeeeh!! Bapak begimane sih!! Wong baru diajarin udah ditanyain duluan?!!” protes Sai –Sai lagi Sai lagi..- “Seenggaknya lu dah baca ni buku di rumah!!!!!” bales Kakashi, “Eh!! Lu kalo ngomong lagi, gue mixer lu!!!” ancem Kakashi pake pensil. “Pak, itu pensil bukan mixer, masar mau mixer ngancurinnya pake pensil?” tanya Sai menahan tawa. “SAI!!!! KAMU!! SKOT JUMP SAMPAI JAM INI BERAKHIR!! CEPHAAATTTT!!!!!!” printah Kakashi ampe muncrat-muncrat, Sai pun maju ke depan dengan keluhan-keluhan, dan memulai skot jump. “Kembali ke plajaran,” Kakashi mulai nyuekin Sai. “Nah, Perang Dunia 2 disebabkan oleh warisan PD 1 belum terselesaikan dengan baik dan bla bla bla bla bla bla ….” Kakashi mulai mengoceh. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- -ISTIRAHAT- “Naruto, min lu brapa?” tanya Kiba. “yang kiri 4, yang kanan 4 stngah…” jawan Naruto. Dia dikerumunin se RT. Tetapi di ujung sana, cewe-cewe mulai bergosip, “Eh, Naruto cakep banget kalo pake kacamata!!” bisik Ino ke yang lain. “Emang, gila tu anak, cakep banget deh!!” “Babenya aja cakep apalagi anaknya!!” “Emang lu pernah liat Babenya?” “Pernahlah, Babenya kan pernah nyumbang banyak banget pas korban tsunami ntu!!” “Babenya pake kacamata juga?” “Kayaknya, tapi pas itu babenya nggak pake kacamata cakep banget!!!” Yah, mereka memulai mangsa mereka hari ini, Naruto. Tapi anak-anak cowok dengan noraknya nyobain kacamatanya Naruto, buset dah …. “Oi!! Ketua OSIS dipanggil Pembina OSIS tuh!!” seru Shikamaru dari pintu. “Lu aja deh, males gue, lu kan wakil!!” seru Gaara dipojokan, dia ketua OSIS. “Ogah!! Gue ngurusin yang lain tau!!! Buruan gih, Ibiki marah-marah tuh!!” Gaara pun dengan langkah gontai keluar kelas, dia ketua OSIS. “Emang Gaara masih anak OSIS yah? Dia kan udah klas 3 SMP.” Tanya Chouji. “Paling pemilihan OSIS yang baru.” Sahut Shino. Tak lama kemudian, Gaara udah balik. “Apaan Gaa?” tanya Naruto. “Pemilihan ketua OSIS yang baru,” ujarnya,”Ketua kelas di sini siapa?” tanya Gaara. Tangan-tangan langsung terarah ke Naruto, yap, dia ketua kelas yang tidak bisa diandalkan tapi masih dianggap ketua kelas. “Ngapain?” tanya Naruto. "Lo umumin trus kasih sobekan kertas ini, trus…” Gaara ngeluarin kertas, “Ini anak-anak yang udah calonin diri menjadi ketua OSIS, tulis di papan tulis, buruan.” Naruto langsung nyamber spidol, dikocok-kocok, “Yah, habis,” “Buruan dah, lama amat lu!! Nih, spidol!!” omel Gaara. Naruto pun mulai nulis-nulis, “Eh, apaan tuh?” Kiba langsung baca tulisan Naruto dengan susah payah. “Buset dah, kayak semut lari.” Komentar Shino, dia juga ngebaca. Naruto jadi panas denger komentar temen-temennya, dihapus lagi, dibikin dengan size tulisan lebih gede dari yang tadi. “Wuiiihhh!!! Mantaf!! Ntu brapa sizenya tuh!!” komentar Kiba. Yang ditulis Naruto : Habis istirahat kalian harus memilih satu dari 10 calon OSIS!! Ntar kertasnya bakal dibagiin!! “Nah, itulah, nih, Gaa!!” Naruto ngelempar spidol ke Gaara. “Susah ye, jadi ketua kelas, btw mana calon-calonnya?” tanya Sai. Naruto pun nyebutin calon-calon OSIS yang dia inget. “Eh, si Jangkung kelas 7-3 calonin diri juga?” tanya Shino. “Neji, Hanabi masuk tuh sbagai calon OSIS!” sindir Lee, Neji mendengus. Naruto memperbaiki letak kacamatanya, “Kelar nggak tuh tugas-tugas OSIS ama dia?” -BEL MASUK- “Nah, smua duduk rapi!!!” perintah Naruto. “Gue dah nulis calon-calon OSISnya, lo smua mesti milih, Hinata!!!” Naruto manggil bendahara kelas, Hinata, “Bagiin kertas-kertasnya!! Tolong!” Hinata Cuma ngangguk-angguk, trus bagiin ntu kertas. “Tulis nama calon yang kalian tetapin, trus masukin ke kotak ni.” Naruto nunjuk kotak yang dipegang Hinata. Stelah aksi tulis-menulis selesai, Naruto mulai menyebutkan nama-nama yang ditulis oleh teman-temannya. Dan sudah terpilih 4 calon OSIS yang sebenarnya. “Yah, 4, kan maksimal 3, di saring lagi yah?” tanya Sakura. “Nggak tau gue, tanya Gaara aja, tau dah ama kelas lain, gue mau ke Gaara dulu.” Naruto pun ngambil kotak yang Hinata pegang, trus keluar. Setelah Naruto hilang, “Eh!! Kalian nggak nyadar apa kalo Naruto pake kacamata ntu cakep banget?” Ino memulai bahan diskusinya. “Nggak tuh, biasa aja.” Sahut Kiba. “Halah, lu mah iri karena takut kepopuleran lu nggak nanjak-nanjak!!” ejek Sakura. “Tau ah!!” Kiba mulai ngaduk-ngaduk isi tasnya, ngeluarin komik Blackcat. “Ya elaah!! Blackcat 20 mas, udah baca gue, Creednya teler kan?!!” cerocos Sai, semua bahkan hampir semua cowo kelas ntu ngerumunin meja Kiba. Sakura dan Ino menggerutu. “Knapa sih cowo selalu tertarik dengan hal-hal yang aneh?” tanya Sakura ke yang lain. “Ya ilaahh, lu kan juga aneh, suka ngomongin popularitas cowo.” Celetuk Tenten, cewe yang terkenal tomboi di kelas itu. Naruto akhirnya balik ama Gaara juga Shikamaru. “Gimana?” tanya Hinata. “Lagi di proses ama pembina OSIS. Smuanya duduk, berikutnya pelajaran Anko.” Anak-anak langsung mengeluh, PKN, pelajaran yang paling ngebosenin. Terdengar bunyi telapak sepatu hak tinggi, langkah Anko makin mendekat. BLAAK. Pintu menjeblak terbuka, Anko dengan pose keren berdiri depan pintu. Music theme : You’re my sunshine … (pam pam pam, pam pam pam, -inget iklan fanta yang ada anak yang jago basket ntu, trus ngelewatin bunga matahari?-) Anak-anak langsung demam tinggi. Anko menuju meja guru, BRAAKK!! “Hari ini…” Anko berbicara dengan gerak-gerik misterius,”Saya kasih…” menaruh buku. “Tugas kelompok, 2 minggu ke depan harus di kumpulin!! Kalo nggak gue pasung 3 hari 3 malem!! Ngerthiii???!!!!” bentaknya pada semua murid. “Tugasnya adalah…” ngambil spidol, pas mau nulis, nggak ada isinya, Anko menggeram. BRAAKK!!! Nggebrak meja pake tangan. “Ketua kelash!!!!” panggilnya, Naruto merinding, “Isi spidol!!” dengan langkah gemetaran Naruto ngambil dengan takut-takut, “ BURUAANN!!! COWO BUKAANN??!!” sembur Anko dadakan. Naruto langsung ngibrit, “Buset dah itu guru, kayak tante girang!!” gumamnya. “Nah, Anak-anak…” Anko mulai buka buku dengan kelingking yang mencuat,”Sembari nunggu ketua geblek ntu ngisi tinta, baca buku kalian hal. 78!!!” memandang semua murid yang gak bergerak, “CEPETHHAAN!!!!!” bentaknya lagi, spontan anak-anak langsung buka buku dan pura-pura baca, Anko kipas-kipas dan duduk di atas meja. Naruto udah kembali, dia ngasih spidol ke Anko. “Anak-anak!!!!” seru Anko, “Tutup bukunya, perhatikan…” ngeliat Shikamaru yang molor, menuju Shikamaru sambil bawa garisan, “….SAYA!!!” PRAAAKKKKK!!!! Shikamaru kaget luar biasa, dia mendongak, ada anjing buldog depan dia, “Adubuset …” komentarnya. “KAMU!!!!!” Menunjuk Shikamaru dengan telunjuk yang kukunya panjang plus kutek merah –untung ntu tlunjuk kaga keriput, kalo guru saya mah keriput-, “UDAH KELAS 3 MASIH AJA SEMPAT MOLOR!!!!” sembur Anko, Shikamaru mengeluh, “MOLOR LAGI LO GUE GILING PAKE GILINGAN CABE!! MAU??!!!” Shikamaru menggeleng. Anko kembali ke depan, lanjutin nulis, “Tugasnya adalah mengumpulkan foto-foto serta video tentang keadaan pasar dan angkutan di jalan raya di daerah kamu!!! Plus presentasinya dan dikumpulin 2 minggu ke depan!!” -BEL PERGANTIAN PELAJARAN- “Nah, waktunya abis!!! INGET TUGAS KALIAN!!!” Anko ninggalin murid-murid yang nyaris jantungan ntu. Setelah Anko keluar, sekelas pada menghela nafas panjaaaaannggggg banget. “Brikutnya plajaran…” muka Neji langsung biru. “Apaan Nej?” tanya Lee. “KIMIA.” Jawab Neji kaku. “Mampus!!! KIMIA !!! ulangan kan??!!!” tanya Kiba panik luar biasa. “Hah??!! Masa iya??!!!” tanya Sakura. “Iyaa!!! Kemarin kan Orochimaru udah bilaaangg!!!!” Sekelas langsung gladakan. “Pagi smuaa!!!” sapa seseorang di pintu, bukan Orochimaru, melainkan… “Deidara-senseii??!!!!!” tanya seruangan. Deidara nutupin kupingnya. “Iya, Orochimaru nggak bisa hadir soalnya mukanya kena zat asam pas percobaan bikin uler katarak.” Jelas Deidara, sekelas langsung ngakak. Deidara Cuma senyam-senyum. “Nah, skarang adalah praktek musik, smuanya ke Ruang musik.” Anak-anak langsung meninggalkan kelas dan menuju Ruang musik. Deidara tiba-tiba berhenti, merasa ada sesuatu yang aneh sangat. Dia celingak-clinguk cari keanehan tersebut. “AWAS!!! RANJAAUUUUU!!!!!” seru Deidara tiba-tiba. Hah? Semua menoleh. DHUAARR!!!! DHUAARR !!! DHUAARRR!!!!! “GYAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!” “ BUSET DAH !!!! LU GURU KESENIAN APA GURU LEDAKAN SIH?!?!!!!!!” omel Sasuke. Akhirnya, pelajaran Deidara dihabiskan oleh anak-anak untuk mencari ranjau yang tersisa, soalnya skolahan akhir-akhir ini sering kedatangan maling yang hendak mencuri piala skolahan, makanya Deidara diprintahkan untuk masang Ranjau.
posted by selamat datang cinta at 22.46

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home