cijohoterbaik

Rabu, 27 Agustus 2008

puisi sendiri

cinta tanpa kata
satu isyarat cinta tlah tercipta dari smua keindahan
satu senyuman manis yang tlah membekukan
tiada kata dan rasa
yang terucap dan terungkap
hanya tangisan air mata
dan pandangan nanar
menyiratkan kepedihan dan hanya menunggu
sang waktu yang tlah lelah menanti
menghindarkanku dari keindahan ...cinta
yang kini mulai terasa
walau begitu hampa
dan pedih yang menerpa
kini hanya lara
seiring hilangnya rasa
cinta....
yang mulai memudar oleh waktu
kusadari cinta ini tiada abadi
rasa ini tiada akan tertinggal
dan cinta tanpa kata
hanya tnggal kenangan
posted by selamat datang cinta at 02.19 0 comments

Jumat, 22 Agustus 2008

Pada 15 Agustus 1945, Jepang bertekuk lutut pada Angkatan Perang Sekutu. Hari itu suasana kota Jakarta tegang akibat desas-desus penyerahan Jepang. Bung Karno dan Bung Hatta yang baru pulang dari Saigon menemui Jenderal Besar Terauchi, Panglima Tertinggi Pasukan Jepang di Asia Tenggara, berusaha untuk mencari keterangan dari Gunseikun (Kepala Pemerintahan Pendudukan Jepang). Tapi, usaha kedua tokoh nasional ini sia-sia. Para perwira militer Jepang tutup mulut. Termasuk Laksamana Maeda, penghubung AL Jepang di Indonesia, yang didatangi Bung Karno, Hatta, dan Mr Achmad Subardjo. Sejumlah pemuda dan mahasiswa yang mengetahui kekalahan Jepang ini meneruskan kepada lainnya dengan bisik-bisik. Mereka pun bersiap-siap agar proklamasi kemerdekaan dilaksanakan pada hari itu juga.

Menjelang larut malam, Mr Achmad Subardjo dalam perjalanan dari kediamannya di Cikini menuju kediaman Bung Karno di Pegangsaan Timur (kini Jl Proklamasi), lebih dulu mampir di kediaman Bung Hatta di Jl Diponegoro. Ia mengajak Hatta yang tengah sibuk mempersiapkan rapat Badan Persiapan Kemerdekaan RI keesokan harinya (16 Agustus) turut serta ke kediaman Bung Karno.

Keduanya tiba di kediaman Bung Karno pukul sebelas malam. Bung Karno sedang duduk dikelilingi para pemuda. Suasananya sangat tegang karena emosi kedua belah pihak dalam suhu yang panas. ''Sewaktu kami memasuki ruang duduk tampak jelas kelegaan Sukarno atas kedatangan kami. Kehadiran kami rupanya memberi pengaruh yang menenangkan, karena Sukarno telah menguasai kembali gejolak emosinya. Sukarno menceritakan kepada kami bahwa para pemuda tersebut telah datang untuk mendesaknya mengambil tindakan dalam hubungan proklamasi kemerdekaan,'' tulis Achmad Subardjo yang usianya lima tahun lebih tua dari Bung Karno dan enam tahun diatas Bung Hatta.

imageWikana dan Darwis mewakili kelompok muda yang dipimpin Chaerul Saleh dan Sukarni ini datang ke kediaman Bung Karno pukul sepuluh malam. Para pemuda ini mendesak agar proklamasi dilaksanakan malam itu juga. Bung Karno menyatakan bahwa ia tidak bisa memutuskan hal ini sebelum membicarakannya dengan teman-teman lain. Apalagi pada 16 Agustus 1945 BPUPKI akan bersidang.

Bung Karno kemudian mengemukakan pendapat Bung Hatta bahwa mereka berdua tidak akan membiarkan diri mereka digagahi atau digertak. ''Jika kalian siap menyatakan sendiri kemerdekaan cobalah! Saya ingin tahu kesanggupan kalian.'' Hal ini dijawab para pemuda, ''Jika ini pendapat Bung, silahkan! Kami para pemuda tidak dapat membenarkan penundaan proklamasi lewat siang atau besok. Kami para pemuda akan mengambil tindakan-tindakan dan membuktikan kesanggupan kami seperti Bung kehendaki.''

Wikana seperti dituturkan Achmad Subardjo tetap mendesak agar Bung Karno mengumumkan Indonesia telah bebas dari cengkeraman Jepang melalui stasiun radio malam itu juga. ''Sesuatu yang tidak mungkin karena stasiun radio masih dikuasai balatentara Jepang yang memiliki persenjataan lengkap,'' tulis Subardjo.

Karena Bung Karno tetap menolak, Wikana pun mengancam. ''Jika Bung Karno tidak mengeluarkan pengumuman malam ini juga akan berakibat terjadinya suatu pertumpahan darah dan pembunuhan besar-besaran esok hari.'' Mendengar ancaman ini Bung Karno naik darah. Ia berdiri menuju Wikana dan memuntahkan kata-kata. ''Ini batang leherku, seretlah saya ke pojok itu dan potonglah leherku malam ini juga. Kamu tidak usah menunggu esok hari.''

Subardjo mengaku sepakat dengan Bung Karno. ''Saya secara diam-diam setuju dengan pendapatnya karena bagaimana mungkin kami meninggalkan para anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan yang akan bersidang hari esoknya di Pejambon (kini Gedung Pancasila),'' tulis Subardjo.

Laki-laki kelahiran Karawang Maret 1896 ini pun hanya berdiam diri dan mendengarkan Hatta memperingatkan Wikana. ''Jepang adalah masa silam. Kita sekarang harus menghadapi Belanda yang akan berusaha untuk kembali menjadi tuan di negeri kita ini. Jika Saudara tidak setuju dengan apa yang telah saya katakan, dan mengira bahwa Saudara telah siap dan sanggup untuk memproklamasikan, mengapa Saudara tidak memproklamasikan kemerdekaan itu sendiri? Mengapa meminta Sukarno untuk melakukan hal itu?'' kata Hatta. Para pemuda yang kecewa berat meninggalkan kediaman Bung Karno pukul 11.30 malam.

Rupanya ancaman mereka bukan gertak sambal. Keesokan harinya saat sahur, Bung Karno dan Bung Hatta diculik dan dibawa ke Rengasdenglok, sekitar 60 km timur Jakarta. Achmad Subardjo, Menlu pertama RI, ini baru mengetahuinya keesokan harinya (16/8/1945) pukul delapan pagi. Ia menjadi gelisah karena pada pukul sepuluh pagi akan ada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan. Bung Karno dan Bung Hatta menjadi ketua dan wakil ketuanya.

Pencarian Bung Karno dan Bung Hatta pun dilakukan. Baru menjelang sore para pemuda melalui Wikana menyatakan bahwa mereka menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdenglok. ''Penculikan ini karena khawatir bahwa keduanya akan dibunuh oleh tentara Jepang dan paling sedikit digunakan sebagai sandera,'' papar Wikana. Dengan mobil Skoda tua pada pukul empat sore, Subardjo cs menuju Rengasenglok dan tiba di sana malam hari.

''Apakah Jepang sudah menyerah?'' tanya Bung Karno. ''Saya kemari untuk memberitahukannya,'' jawab Ahmad Subardjo yang baru mengetahuinya menjelang siang dari Laksamana Maeda. Dan pada malam itu juga disusunlah naskah proklamasi oleh Bung Karno, Bung Hatta, dan Achmad Subardjo dalam rapat yang berlangsung pada pukul empat dinihari di Jl Imam Bonjol 1, Jakarta Pusat. Keesokan paginya pukul sepuluh Bung Karno membacakan naskah proklamasi itu.
posted by selamat datang cinta at 22.58 0 comments

Jubah
Katakan padaku
Cinta apa yang kau bawa
Dengan tongkat tergenggam ganas di tangan kiri
dan belati terhunus marah di tangan kanan?

Coba yakinkan aku
Rahmat bagi sekalian alam apa yang kau agungkan
Saat kau berteriak sesumbar
dan dari mulutmu menyembur pedasnya serapah

Sayang apa yang kalian utarakan
saat tangan dan kaki kalian bicara
Bahkan di tubuh perempuan dan kanak-kanak itu?

Sayang, cinta, dan rahmat semacam apakah, wahai kaum-kaum berjubah?

Sungguh, rupamu tak melahirkan segan
Kecuali takut dan sedan.
Sungguh, tak kami lihat di sana ada cinta.
Bahkan, mungkin sesungguhnya memang tiada.
posted by selamat datang cinta at 22.56 0 comments

Edan
Edan benar Sudah gaharu cendana pulaSudah memukul, berlagak pulaDan para penegak hukum itucuma termanguEntah apa yang ada di pikirannyaDiam tidakbertindak pun tidakWajarlah bila mereka semakin melunjakEntah sampai kapannegeri ini dihuni orang-orang Yang merasa paling benar dan paling suciPaling berhak pula menghakimiSedihnyaMereka yang berhak menghakimiYang berhak mengadiliCuma diam terpakuBelum..Belum anak cucu mereka yang dianiayaBelum kerabat mereka yang disiksaBelum.. Bila sudah..Barangkali semua sudah terlambat
posted by selamat datang cinta at 22.54 0 comments

Sudah Bahagia
Aku sudah bahagia
Kekata terucap
Menilas kemarin
Saat bersisian
Kita menempuh jalan memutar

Simpan debarku
Pada rasa yang tertinggal
Bahagiaku
Semburat cerah
Dari bening pipimu

Bahagiaku?
Adalah bahagiamu, kawan
Kekawan sejati
Tak hidup untuk diri

Bila nanti ada masa
Mengiring langkah kita berdua
Bersisian
Entah pada makna apa

Pada satu harap, kubebankan hati
Menantimu untuk menyelami
Menekur, meski mungkin kau tiada bisa

Entahlah, hadirmu
Seperti setitik warna
Yang lalu menelanjangi diri
Menjadi tiada
Merapuh bersama
Meretas bersama
Mungkin kita bisa tertawa
Meski kita pernah terluka

Aku sudah bahagia
Kekata terucap
Menilas kemarin
Saat bersisian
Kita menempuh jalan memutar
Tiada akhir, aku harap
posted by selamat datang cinta at 22.52 0 comments

Jumat, 15 Agustus 2008

Menyingkap Cadar Misteri Kapal “Titanic

Menyingkap Cadar Misteri Kapal “Titanic”


Lukisan tenggelamnya kapal “Titanic” (AFP PHOTO)

(Erabaru.or.id) - Pada 14 April 1912 silam, sebuah bencana kapal karam,merenggut 1500 nyawa manusia dan mengubah nasib keluarga yang tak terhitung banyaknya.

Kapal pesiar mewah raksasa bertenaga uap sepanjang 269 meter yang dibuat Inggris ini,adalah kapal terbesar ketika itu. Kapal Titanic ini terkenal dengan konstruksi bajanya yang kokoh, karena itu diklaim sebagai kapal yang tidak bisa tenggelam. Dalam pelayaran perdananya dari Southampton, (Inggris) ke New York (Amerika), nasib Kapal Titanic sudah ditakdirkan. Malam pada 14 April 1912 silam itu, Kapal Titanic menabrak sebuah gunung es besar di Grand Banks, Newfoundland. Badan kapal mengalami kerusakan parah, ribuan ton air laut merembes ke palka kapal. Hingga akhirnya tenggelam setelah badan kapal terpotong 2 dari tengah. karena sekoci penolong jumlahnya tidak mencukupi, maka hanya sekitar 700 orang yang tertolong di antara 1311 penumpang dan 897 awak kapal yang berada di atas Titanic tersebut.


Penumpang kapal Titanic asal Inggris yang selamat, Millvina Dean, telah memasuki usia 90 pada tahun 2002 lalu, berfoto di depan poster promosi pelayaran perdana kapal tersebut. (AFP PHOTO)


William Mc.Master Murdoch adalah mualim satu yang bertugas ketika itu, ia memerintahkan bagian mesin untuk “mundur dengan kecepatan penuh”, memerintahkan juru mudi “membanting kemudi ke kanan”. Namun sesungguhnya, perintahnya ini malah menyebabkan badan kapal lebih rentan menabrak gunung es. (AFP PHOTO)


Maket "Titanic" yang pernah dipakai dalam film (AFP PHOTO)


Pada 1985, orang-orang akhirnya berhasil menemukan posisi tenggelamnya kapal, di dasar laut sedalam kurang lebih 1260 meter dasar laut samudera Atlantik,mereka mendapati kapal itu sudah terpotong 2 bagian,tertancap tegak di dasar laut. Reruntuhan kapal karam telah hancur sama sekali terkikis air laut, podium, tiang kapal depan dan dek buritan kapal sudah tidak ada. (AFP PHOTO)


Reruntuhan badan kapal seberat 20 ton yang dikeruk dari dasar samudera (AFP PHOTO)

Kastil yang mengapung di atas laut
Kapal Titanic yang megah merupakan kapal pesiar paling mewah kala itu. Kamar kelas satu dikemas dalam gaya klasik, di atas kapal juga dirancang aula persahabatan yang mewah, restoran, ruang fitness, kafe dan sebuah kolam renang, ruang kabin pribadi yang anggun bahkan juga dilengkapi dengan barang-barang antik serta istalasi lainnya. Great Staircase dapat dikata sebagai pemasangan yang paling mengagumkan pada segenap Kapal Titanic. Segenap kapal Titanic dapat dikata sebagai kastil yang mengapung di atas laut kala itu, begitu mewah dan anggun, namun semua ini tidak dapat mengubah nasibnya yang tragis. Pameran barang seni Titanic yang pernah diselenggarakan di San Fransisco, AS. Hingga saat ini, peristiwa karamnya kapal pesiar mewah Titanic yang dramatis, merupakan salah satu bencana yang paling menakutkan dalam sejarah pelayaran.


Great Staircase (AFP PHOTO)


Peralatan makan yang pernah dipakai di atas kapal yang ditemukan dalam reruntuhan. (AFP PHOTO)
posted by selamat datang cinta at 00.02 0 comments

Kamis, 14 Agustus 2008

bahan renungan

Jika kamu memancing ikan, setelah ikan itu terlekat di mata kail hendaklah kamu mengambil terus ikan itu. Janganlah sesekali kamu lepaskan ia semula ke dalam air begitu sahaja kerana ia akan sakit oleh kerana bisanya ketajaman mata kailmu dan mungkin ia akan menderita selagi ia masih hidup…

Begitulah juga setelah kamu memberi banyak pengharapan kepada seseorang. Setelah ia mula menyayangimu hendaklah kamu menjaga hatinya. Janganlah sesekali kamu terus meninggalkannya begitu sahaja kerana dia akan terluka oleh kenangan bersamamu dan mungkin tidak dapat melupakan segalanya selagi dia mengingatimu…

Jika kamu menadah air biarlah berpada. Jangan terlalu mengharap pada takungannya dan janganlah menganggap ia begitu teguh. Cukuplah sekadar memenuhi keperluanmu. Kerana apabila sekali ia retak, tentu sukar untuk kamu menampalnya semula. Akhirnya ia dibuang sedangkan jika kamu cuba membaikinya, mungkin ia masih boleh digunakan lagi…

Begitu juga jika kamu memiliki seseorang terimalah seadanya. Janganlah kamu terlalu mengaguminya dan janganlah kamu menganggapnya begitu istimewa. Anggaplah dia manusia biasa. Apabila sekali dia melakukan kesilapan, bukan mudah bagi kamu untuk menerimanya. Akhirnya kamu kecewa dan meninggalkannya. Sedangkan jika kamu memaafkannya, boleh jadi hubungan kamu akan berterusan hingga ke akhirnya…

Jika kamu telah memiliki sepinggan nasi yang kamu pasti baik untuk dirimu. Mengenyangkan. Berkhasiat. Mengapa kamu berlengah dan cuba mencari makanan yang lain. Terlalu ingin mengejar kelazatan. Kelak, nasi itu akan basi dan kamu tidak boleh memakannya lagi. Kamu akan menyesal…

Begitu juga jika kamu telah bertemu dengan seorang insan yang kamu pasti membawa kebaikan kepada dirimu. Menyayangimu. Mengasihimu. Mengapa kamu berlengah dan cuba membandingkannya dengan yang lain? Terlalu mengejar kesempurnaan. Kelak, kamu akan kehilangannya apabila dia menjadi milik orang lain. Kamu juga yang akan menyesal……

posted by selamat datang cinta at 23.48 0 comments

Cinta Sejati

April 8, 2008

Cinta yang sejati ialah cinta yang tidak bertambah kerana kebaikan dan tidak berkurang kerana kesalahan ~ Yahya Bin Muadz

Cinta sejati bertapak pada rasa saling menghargai ~ Niller

Cinta sejati tidak memandang wang, tetapi wang sangat penting untuk memelihara cinta. ~Hukamak

Cinta sejati mempunyai tempat hanya untuk dua orang, tidak ada bagi orang ketiga ~ Gorji Zaidan

Cinta yang sejati berdiri atas dasar hormat ~ Buckingham

Cinta sejati ialah cinta ibu kepada anaknya.

Cinta sejati daripada seorang perempuan memberi sayap kepada lelaki, sebaliknya cinta yang palsu memberi belenggu ~ Daer Oberderf

Cinta yang sejati hanya dapat dilihat dari sinar pandangan mata ~ Kruger

Cinta sejati bukan dinilai dari kekuatan, tapi ketulusan melindungi orang yang di cintai~firman syah(buzank cijoho0

Cinta bukan sarana untuk mencari kebahagiaan ,tapi cinta mengajarkan kita akan arti kebahagiaan~firmansyah(buzank cijoho)





posted by selamat datang cinta at 23.39 0 comments

bahan renungan


Cermin seekor Burung

Ketika musim kemarau baru saja mulai. Seekor burung pipit mulai merasakan tubuhnya kepanasan, lalu mengumpat pada lingkungan yang dituduhnya tidak bersahabat. Dia lalu memutuskan untuk meninggalkan tempat yang sejak dahulu menjadi habitatnya, terbang jauh ke utara, mencari udara yang selalu dingin dan sejuk.

Benar, pelan pelan dia merasakan kesejukan udara, makin ke utara makin sejuk, dia semakin bersemangat memacu terbangnya lebih ke utara lagi.

Terbawa oleh nafsu, dia tak merasakan sayapnya yang mulai tertempel salju, makin lama makin tebal, dan akhirnya dia jatuh ke tanah karena tubuhnya terbungkus salju.

Sampai ke tanah, salju yang menempel di sayapnya justru bertambah tebal. Si burung pipit tak mampu berbuat apa apa, menyangka bahwa riwayatnya telah tamat.

Dia merintih menyesali nasibnya. Mendengar suara rintihan, seekor kerbau yang kebetulan lewat menghampirinya. Namun si burung kecewa mengapa yang datang hanya seekor kerbau. Dia menghardik si kerbau agar menjauh dan mengatakan bahwa makhluk yang tolol tak mungkin mampu berbuat sesuatu untuk menolongnya.

Si kerbau tidak banyak bicara, dia hanya berdiri, kemudian kencing tepat di atas burung tersebut. Si burung pipit semakin marah dan memaki maki si kerbau. Lagi-lagi si kerbau tidak bicara, dia maju satu langkah lagi, dan mengeluarkan kotoran ke atas tubuh si burung. Seketika itu si burung tidak dapat bicara karena tertimbun kotoran kerbau. Si Burung mengira lagi bahwa mati tak bisa bernapas.

Namun perlahan lahan, dia merasakan kehangatan, salju yang membeku pada bulunya pelan-pelan meleleh oleh hangatnya tahi kerbau, dia dapat bernapas lega dan melihat kembali langit yang cerah. Si burung pipit berteriak kegirangan, bernyanyi keras sepuas puasnya.

Mendengar ada suara burung bernyanyi, seekor anak kucing menghampiri sumber suara, mengulurkan tangannya, mengais tubuh si burung dan kemudian menimang nimang, menjilati, mengelus dan membersihkan sisa-sisa salju yang masih menempel pada bulu si burung. Begitu bulunya bersih, si burung bernyanyi dan menari kegirangan, dia mengira telah mendapatkan teman yang ramah dan baik hati.

Namun apa yang terjadi kemudian, seketika itu juga dunia terasa gelap gulita bagi si burung, dan tamatlah riwayat si burung pipit ditelan oleh si kucing.

Hmm… tak sulit untuk menarik garis terang dari kisah ini, sesuatu yang acap terjadi dalam kehidupan kita: halaman tetangga tampak selalu lebih hijau; penampilan acap menjadi ukuran; yang buruk acap dianggap bencana dan tak melihat hikmah yang bermain di sebaliknya; dan merasa bangga dengan nikmat yang sekejap. Burung pipit itu adalah cermin yang memantulkan wajah kita…

posted by selamat datang cinta at 23.37 0 comments

Senin, 11 Agustus 2008





posted by selamat datang cinta at 19.01 0 comments

Kamis, 07 Agustus 2008

posted by selamat datang cinta at 01.39 0 comments

Selasa, 05 Agustus 2008

mantan gue

cewek gue bro....jangan di copy yach.........
posted by selamat datang cinta at 00.23 0 comments